Inilah Pentingnya Melakukan Imunisasi Campak dan Rubela

Salah satu penyakit yang menjadi mimpi buruk bagi anak – anak adalah salah satunya penyakit Campak, penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang serius, misalnya mulai dari diare, radang paru, gagal pertumbuhan, gagal jantung, radang otak, kebutaan, bahkan hingga kematian. Lebih jauh lagi, penyakit campak juga bersifat menular sehingga sangat penting sekali untuk mencegahnya. Untuk para orang tua harus melakukan imunisasi campak secara teratur, agar sikecil dapat terhindar dari penyakit mengerikan ini.

Penyakit ini dapat dicegah dengan mengimunisasi tubuh anak terhadap virus yang menyebabkannya, proses penyisipan virus campak yang telah dilemahkan dalam tubuh untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi atau kekebalan terhadap campak. Sesuai dengan rekomendasi IDAI (Ikatan dokter anak Indonesia), jadwal imunisasi campak diberikan tiga kali: yang pertama adalah pada umur 9, 18 bulan, dan usia 5 tahun.

Future-Doctors

Ketika menerima vaksin MR, sikecil akan menerima sedikit efek sampingnya, termasuk: rasa sakit dan kemerahan pada bagian tubuh yang disuntikkan, demam ringan, ruam dan merasakan nyeri otot. Namun, beberapa efek samping setelah pemberian vaksin MR ini sangat jarang terjadi. Vaksin campak atau MRI sangat aman dan efektif. Pemerintah dan organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendukung penyediaan vaksin MR ini untuk mencegah penyakit dan komplikasi campak dan rubela. Jika ada efek samping yang membahayakan kesehatan dan bayi setelah menerima vaksin, jangan ragu untuk segera mencari perhatian medis untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Ada sedikit keraguan pada masyarakat mengenai vaksin campak ini, namun Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa Nomor 33 Tahun 2018, yang menyatakan bahwa vaksin MR mengandung babi dan memang haram, tetapi penggunaannya diperbolehkan karena mengingat dampaknya jika tidak dilakukan. Imunisasi campak bagi kesehatan anak Indonesia sedemikian pentingnya. Karena penyakit yang sekian lama telah dinyatakan hilang ini kemudian menjadi KLB (kejadian luar biasa) karena perilaku masyarakat yang menolak vaksin.

Sungguh tidak bijak jika kemudian sikap egois orang tua membuat anak-anak mereka terancam kesehatannya, dan tidak hanya anak mereka saja tetapi juga berpotensi menyebar karena sifatnya yang menular. Untuk itu, segera pahami dan mulailah melakukan imunisasi secara terjadwal demi kesehatan bangsa.